Myanmar Tangkap Wartawan Penyusup

 

Myanmar tak mau pemilihan umum yang digelar di negara ini dipantau media asing. Pemerintah Myanmar melarang media asing maupun organisasi pengawas internasional untuk memantau proses pemilihan umum yang pertama kali digelar di negara tersebut selama dua dekade. Namun, ada saja wartawan yang nekat menerobos barikade keamanan.

Wartawan dari salah satu agen berita Prancis ini nekat memasuki Myanmar secara diam-diam agar dapat meliput jalannya pemilu di negeri para jenderal itu. Menurut laman Bangkok Post, wartawan berkewarganegaraan Jepang bernama Tony Nakamoto, 49, ini masuk ke Myanmar melalui daerah Tak di Thailand menuju salah satu tempat pemungutan suara di daerah Myawaddy.

Tidak dapat melalui jalan darat karena banyaknya petugas keamanan, Nakamoto nekat memasuki wilayah Myanmar melalui jalur sungai dengan menggunakan perahu karet. Dia tertangkap basah oleh polisi Myanmar dan langsung ditahan untuk dimintai keterangan. Sampai saat ini, nasib Nakamoto belum diketahui.

Sementara itu, di provinsi Tak, sekelompok bekas mahasiswa Myanmar dan para aktivis menggelar unjuk rasa di Mae Sok mendesak junta militer menerapkan transparansi dalam pemilu tersebut. Karena hal ini, pemerintah Thailand mengerahkan tentara keamanan untuk menjaga agar unjuk rasa berlangsung aman.

Pemilihan umum yang digagas junta Myanmar dinilai berlangsung secara tidak adil. Pemilu ini disebut-sebut sebagai akal-akalan junta untuk semakin memperkuat kekuasaannya atas Myanmar.

Pada pemilu kemarin, diduga partai yang didukung junta, Partai Solidaritas dan Pembangunan Persatuan (USDP) melakukan intimidasi dan paksaan kepada para pemilih. Ditambah lagi, sudah dapat dipastikan partai ini memenangkan pemilu dengan jumlah kandidat yang jauh lebih banyak daripada kandidat dari partai oposisi.

Sumber