Space Iklan

banner adsbanner adsbanner adsbanner ads

Entri Populer

Merapi Meletus, Jembatan Selat Sunda Jalan Terus!


JAKARTA - Meski Gunung Merapi telah mengeluarkan letusan besar sebanyak dua kali pada 26 Oktober dan 5 November lalu dan mengakibatkan ratusan korban jiwa meninggal, hal tersebut disebutkan tidak akan berpengaruh terhadap status Gunung Anak Krakatau. Hingga saat ini Gunung Anak Krakatau masih berstatus waspada.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Sukhyar, dengan status waspada Gunung Anak Krakatau tersebut, maka tidak akan menghentikan rencana pemerintah untuk membangun Jembatan Selat Sunda (JSS).

"Krakatau masih berstatus waspada, jadi rencana pembangunan jembatan selat sunda tetap akan berjalan. Kemungkinannya terlalu kecil untuk meletus besar seperti Gunung Merapi," tutur Sukhyar saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (22/11/2010).

Dia mengatakan, bila terjadi letusan, letusan terbesar Gunung Anak Krakatau ini nantinya hanya akan berupa scombolion yakni letusan lava seperti air mancur dengan ketinggian maksimal 500 meter. Adapun dampaknya, katanya, hanya dirasakan sejauh dua kilo meter dari puncak gunung.

"Lagipula kami kan punya tim pemantau di dua pos yaitu di Lampung dan Banten.
Itu realtime, dipantau 24 jam, sehingga dapat mudah terdekteksi," ujarnya.

Beberapa waktu lalu hal senada juga diungkapkan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Badan Geologi Surono. Menurut Surono, Gunung Anak Krakatau itu kecil kemungkinan meletus besar karena hampir tiap tahun selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini Gunung Anak Krakatau ini efektif mengeluarkan letusan. Dengan demikian, letusan yang akan terjadi selanjutnya diperkirakan tidak berpotensi begitu besar.

"Gunung Anak Krakatau kecil kemungkinan bakal meletus besar, karena tidak bisa menghimpun energi besar akibat dalam 10 tahun ini Gunung Anak Krakatau efektif mengeluarkan letusan. Gunung Anak Krakatau tidak mempunyai dampak signifikan bagi Jembatan Selat Sunda," ungkap Surono pada Lokakarya "Kondisi Bahaya Geologi dalam rangka Pembangunan Jembatan Selat Sunda", di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (30/9/2010).

Dia memperkirakan dalam kurun waktu 200 tahun ke depan aktivitas Gunung Anak Krakatau ini tidak akan menimbulkan letusan dahsyat, sehingga dinilai tidak akan mengganggu pembangunan dan aktivitas JSS tersebut. Berdasarkan penelitian, katanya, selang waktu terjadinya dua letusan besar di Gunung Krakatau adalah berkisar 1.500 tahun.

Sekadar informasi, sejak 31 Oktober 2009 status kegiatan Gunung Anak Krakatau diturunkan dari siaga menjadi waspada hingga saat ini. Aktivitas Gunung Anak Krakatau sekarang ini merupakan awal periode aktif kembali setelah periode istirahat sejak Juli 2001 atau dengan jeda letusan enam tahun.

Bila siklus jeda letusan berikutnya mengikuti siklus jeda letusan sebelumnya, maka letusan yang akan datang mungkin terjadi setelah jeda satu atau dua tahun.
Sumber : okezone.com


0 Responses So Far:

Add to Google

Belum menemukan informasi yang anda cari? ketik keyword lebih spesifik :